Profil Desa Pasangsari
Ketahui informasi secara rinci Desa Pasangsari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Jelajahi Desa Pasangsari, Kecamatan Windusari, Magelang. Surga tersembunyi di lereng Sumbing, terkenal sebagai penghasil kopi robusta dan tembakau berkualitas tinggi, serta kaya akan tradisi kesenian rakyat yang hidup dan lestari.
-
Penghasil Kopi dan Tembakau Unggulan
Berada di ketinggian ideal lereng Gunung Sumbing, Desa Pasangsari merupakan sentra produksi kopi robusta dan tembakau srintil berkualitas premium yang menjadi komoditas andalan utama perekonomian warganya.
-
Bentang Alam Pegunungan yang Subur
Secara geografis, desa ini dianugerahi lahan vulkanik yang sangat subur dan pemandangan alam pegunungan yang memukau, menciptakan potensi besar untuk pengembangan agrowisata.
-
Kekayaan Seni Tradisional
Masyarakat Desa Pasangsari aktif melestarikan berbagai kesenian tradisional, seperti tari Soreng dan Topeng Ireng, yang menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas budaya dan upacara adat setempat.
Desa Pasangsari, sebuah perkampungan asri yang terhampar di lereng barat Gunung Sumbing, Kecamatan Windusari, Kabupaten Magelang, adalah representasi sempurna dari kehidupan masyarakat agraris dataran tinggi. Diberkahi tanah vulkanik yang subur dan udara pegunungan yang sejuk, desa ini telah lama dikenal sebagai salah satu penghasil kopi robusta dan tembakau srintil terbaik di kawasan Magelang. Jauh dari kebisingan kota, kehidupan di Pasangsari berjalan selaras dengan ritme alam, di mana aroma kopi yang khas dan hijaunya ladang tembakau menjadi penanda denyut nadi ekonomi warganya. Lebih dari sekadar lumbung komoditas, Pasangsari juga merupakan benteng penjaga tradisi dan kesenian rakyat yang terus hidup dari generasi ke generasi.
Geografi dan Kondisi Alam
Secara geografis, Desa Pasangsari berada pada ketinggian antara 1.000 hingga 1.400 meter di atas permukaan laut (mdpl), menjadikannya salah satu desa tertinggi di Kecamatan Windusari. Luas wilayah Desa Pasangsari mencapai 398 hektare atau 3,98 kilometer persegi, yang sebagian besarnya merupakan lahan pertanian dan perkebunan. Topografinya berbukit-bukit dengan kemiringan yang bervariasi, khas kontur lereng gunung berapi. Kondisi alam ini, didukung oleh tanah andosol yang kaya akan unsur hara, menciptakan ekosistem yang ideal untuk budidaya tanaman bernilai ekonomi tinggi.Secara administratif, Desa Pasangsari berbatasan dengan beberapa desa lain. Di sebelah utara, berbatasan dengan Desa Kembangkuning. Di sebelah timur, wilayahnya bersebelahan dengan Desa Balesari. Sementara itu, batas di sebelah selatan adalah Desa Genito dan di sebelah barat berbatasan langsung dengan kawasan hutan lindung Gunung Sumbing. Lokasinya yang berada di jalur alternatif menuju Kaliangkrik dan Wonosobo menjadikan desa ini memiliki akses yang cukup strategis, meskipun medannya menantang. Pemandangan alam yang ditawarkan di sepanjang perjalanan menuju desa ini sangatlah memukau, dengan panorama Gunung Sumbing yang gagah sebagai latar belakangnya.
Demografi dan Tatanan Masyarakat
Berdasarkan data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Pasangsari adalah sebanyak 3.120 jiwa. Dengan luas wilayah 3,98 kilometer persegi, maka kepadatan penduduk desa ini tergolong rendah, yakni sekitar 784 jiwa per kilometer persegi. Angka ini mencerminkan pola permukiman yang tidak terlalu padat, di mana area hunian menyebar di antara lahan-lahan pertanian yang luas.Mayoritas mutlak penduduk Desa Pasangsari berprofesi sebagai petani. Keterampilan bertani, khususnya dalam menanam kopi dan tembakau, diwariskan secara turun-temurun dan menjadi keahlian utama masyarakat setempat. Struktur sosial masyarakatnya sangat komunal dan erat, di mana semangat gotong royong atau "sambatan" menjadi pilar utama dalam kehidupan sehari-hari. Warga saling membantu dalam berbagai kegiatan, mulai dari mengolah lahan, membangun rumah, hingga menyelenggarakan upacara adat dan hajatan. Ikatan sosial yang kuat ini, ditambah dengan karakter masyarakat pegunungan yang ulet dan pekerja keras, menjadi modal sosial yang vital bagi ketahanan dan kemajuan desa.
Potensi Ekonomi: Kopi Robusta dan Tembakau Premium
Perekonomian Desa Pasangsari didominasi oleh dua komoditas perkebunan unggulan: kopi dan tembakau. Desa ini merupakan salah satu sentra kopi robusta di Magelang. Kopi yang ditanam secara tumpang sari dengan tanaman keras lainnya tumbuh subur dan menghasilkan biji kopi dengan cita rasa yang khas. Para petani kopi di Pasangsari masih banyak yang mengolah hasil panennya secara tradisional, mulai dari penjemuran hingga proses sangrai, meskipun beberapa kelompok tani sudah mulai menerapkan teknik pascapanen yang lebih modern untuk meningkatkan kualitas.Selain kopi, Pasangsari adalah surga bagi tanaman tembakau. Desa ini dikenal sebagai salah satu wilayah penghasil tembakau srintil, jenis tembakau berkualitas tertinggi dengan aroma dan rasa terbaik yang harganya bisa sangat mahal. Budidaya tembakau memerlukan perawatan yang intensif dan sangat bergantung pada kondisi cuaca. Para petani di sini memiliki pengetahuan mendalam yang diwariskan dari leluhur untuk dapat menghasilkan daun tembakau berkualitas super. Saat musim panen tembakau tiba, desa ini menjadi sangat sibuk dengan aktivitas merajang, menjemur, dan menyortir daun emas tersebut.Seorang tokoh petani setempat menjelaskan, "Kehidupan kami sangat bergantung pada hasil panen kopi dan tembakau. Jika cuaca bagus dan harga jual tinggi, maka kesejahteraan warga juga meningkat. Keduanya adalah warisan yang harus kami jaga." Selain dua komoditas utama tersebut, warga juga menanam berbagai jenis sayuran seperti kubis, kentang, dan bawang-bawangan untuk konsumsi pribadi maupun untuk dijual ke pasar.
Pemerintahan dan Pembangunan Desa
Roda pemerintahan Desa Pasangsari dijalankan oleh seorang kepala desa beserta jajaran perangkatnya, yang berkantor di balai desa. Fokus utama pemerintahan dan pembangunan desa adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penguatan sektor pertanian dan perbaikan infrastruktur penunjang. Mengingat kondisi geografisnya yang berbukit, pembangunan infrastruktur jalan menjadi prioritas utama.Melalui Dana Desa dan program pemerintah lainnya, pemerintah desa secara bertahap melakukan pengerasan dan pelebaran jalan antardusun serta jalan usaha tani. Akses jalan yang baik sangat vital untuk memperlancar pengangkutan hasil panen kopi dan tembakau dari kebun ke pengepul atau pasar. Selain itu, pemerintah desa juga aktif memfasilitasi kelompok-kelompok tani untuk mendapatkan penyuluhan, bantuan bibit unggul, dan akses informasi pasar, dengan tujuan agar para petani dapat meningkatkan produktivitas dan daya tawar mereka.
Kekayaan Budaya dan Kesenian Tradisional
Di tengah kesibukan mengelola lahan pertanian, masyarakat Desa Pasangsari tetap teguh memelihara kekayaan seni dan budayanya. Desa ini dikenal memiliki beberapa kelompok kesenian tradisional yang masih aktif hingga sekarang. Salah satu yang paling menonjol adalah tari Soreng atau Prajuritan, sebuah tarian rakyat yang menggambarkan kegagahan prajurit. Tarian ini biasanya ditampilkan dalam acara-acara besar seperti merti desa (bersih desa), perayaan hari kemerdekaan, atau untuk menyambut tamu kehormatan.Selain Soreng, kesenian Topeng Ireng (juga dikenal sebagai Dayakan) juga berkembang pesat di kalangan pemuda desa. Dengan kostum yang semarak dihiasi bulu-bulu dan riasan wajah hitam, tarian ini sangat energik dan diiringi oleh musik gamelan yang ritmis. Keberadaan kelompok-kelompok kesenian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana untuk mempererat ikatan sosial, melestarikan warisan leluhur, dan menanamkan rasa cinta budaya pada generasi muda. Tradisi ini menjadi daya tarik tersendiri yang melengkapi pesona agraris Desa Pasangsari.
